Di jaman yang serba canggih ini banyak orang yang sudah meninggalkan peralatan dapur yang dianggapnya kuno dan beralih ke peralatan dapur yang modern, berbagai alasan yang diungkapkan oleh masyarakat yang telah menggunakan alat dapur modern, diantaranya yaitu lebih cepat dan praktis. Padahal kalau kita sudah mencoba hasil masakan dapur yang menggunakan peralatan tradisional maka anda pasti akan ketagihan.
Menurut pandangan Saya alat dapur yang banyak digunakan sekarang lebih beresiko karena terbuat dari bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan seperti melamin dan sterofoam yang sangat berbeda dengan alat masak tradisional yang sebagian besar terbuat dari alam dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Untuk lebih jelas mengenai nama alat-alat dapur tradisional jawa barat/sunda mari kita bahas satu persatu:
Nyiru (nampan/tampah)
Adalah anyaman bambu yang berbentuk bulat, digunakan untuk membersihkan kotoran atau benda yang tidak diperlukan pada beras atau kacang-kacangan yang ditapinya sebelum dimasak.
Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan kacang atau beras di atas nyiru, lalu kedua jari tangan memegang tepian nyiru, setelah itu nyiru diangkat-angkat agar beras atau kacang tadi memantul ke atas dan turun lagi ke bawah, pada saat yang bersamaan maka angin akan meniup kulit beras atau kulit kacang yang terlepas dari butirannya dan meninggalkan nyiru, bila tidak ada angin maka kita bisa meniupnya dengan mulut kita, untuk membersihkan benda-benda kecil yang agak berat seperti batu-batu kecil maka dapat dibersihkan dengan mencari batu tersebut diantara butiran beras atau kacang menggunakan jari secara langsung.
Cukil / Pangarih (entong/centong)
Adalah alat untuk mengaduk atau mengambil nasi yang berbentuk seperti sendok dengan ukuran yang agak besar, terbuat dari kayu atau batok kelapa.
Cecempeh (nampan kecil)
Adalah Nampan/nyiru kecil dari anyaman bambu yang digunakan untuk menyimpan bunbu, menyajikan kue atau makanan.
Dulang
Wadah tempat menyimpan nasi sesaat setelah dipindahkan dari aseupan untuk dikipasi dengan hihid/kipas (diakeul). setelah nasi diakeul maka akan dipindahkan ke dalam boboko. Kebanyakan, dulang terbuat dari akar pohon kelapa, ketebalannya bisa mencapai dua sampai lima senti meter sehingga membuatnya berat meskipun belum diisi nasi. Bentuknya lebih cembung dan menyempit di bagian bawah.
Boboko (Bakul nasi)
Adalah tempat menyimpan nasi atau kadang-kadang dipakai untuk mencuci beras sebelum dimasak. Terbuat dari anyaman bambu, bagian atas berbentuk lingkaran sedangkan bagian bawah berbentuk kotak.
Seeng / Langseng / Dandang
Sebuah alat memasak berbahan jenis logam berbahan dasar campuran antara tembaga dan kuningan, berwarna merah kecoklatan. Bentuknya mirip panci besar yang ramping di bagian tengah. Digunakan untuk memasak berbagai keperluan pada umumnya dipergunakan untuk mengkukus antara lain untuk menanak nasi. Pada saat memasak nasi, langseng ini akan digabung dengan aseupan.
Saat ini Seeng sudah digantikan dengan Langseng (dandang) yang terbuat dari alminium.
Aseupan (kukusan)
Alat untuk memasak nasi berbentuk kerucut, terbuat dari anyaman bambu, diletakkan di atas Seeng / langseng dengan posisi bagian yang runcing berada di bawah. Beras yang telah dicuci akan dimasukkan ke dalam aseupan ini untuk melewati proses pengukusan.
Hawu (tungku api)
Adalah tempat memasak yang terbuat dari tanah liat atau adukan semen campur batu. Saat digunakan untuk memasak menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Hawu biasanya diletakkan di pawon (dapur).
Anglo
Anglo adalah tungku dengan fungsi seperti kompor yang terbuat dari terakota (tanah liat). Berbeda dari kompor, anglo tidak memiliki ruang pemanas tertutup, sehingga api pembakar terbuka langsung dari bahan bakarnya.
Prinsip pemakaian anglo sama seperti tungku batu sederhana, hanya saja dibuat ruang di bagian bawah untuk menampung abu sisa pembakaran bahan bakar padat, seperti arang atau batu bara. Di bagian atas anglo diberi tonjolan untuk meletakkan periuk, dandang, atau panci. Anglo dapat difungsikan pula sebagai alat pembakar dengan di bagian atasnya diletakkan tumang tungku. Di Jawa Barat, Anglo biasa digunakan untuk membuat surabi.
Tapir
Sejenis nyiru yang berukuran lebih besar, terbuat dari anyaman bambu yang kurang rapat (sunda: carang) sehingga terlihat seperti ram. digunakan untuk menjemur bahan makanan yang masih mentah (dalam proses pembuatan) seperti kerupuk, keripik, lagendar, ranginang, rangining dan lain-lain.
Songsong
Alat untuk meniupkan udara ke dalam hawu agar api menjadi menyala lebih besar, berbentuk pipa, terbuat dari batang bambu, cara menggunakannya adalah dengan meniupkan udara ke salah satu ujung songsong kemudian ujung songsong yang lain diarahkan ke kayu bakar yang ada di dalam hawu.
Hihid (kipas)
Adalah kipas berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu, mempunyai pegangan yang terbuat dari batang bambu. Dipakai untuk mendinginkan nasi panas yang baru diambil dari aseupan. selain itu bisa juga dipakai untuk mengipasi bara arang.
Ayakan (Saringan)
Adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan curah dan bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau campuran dari cairannya.
Alat ini biasa difungsikan untuk menyaring santan dari parutan kelapa atau sari parutan singkong. terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bulat.
Mutu (ulekan)
Alat untuk menghaluskan bunbu, terbuat dari batu
Coet / cobek
Tempat bumbu yang akan dihaluskan oleh mutu.
Halu (alu)
Alat penumbuk padi, biji kopi, ketan, dan lain-lain, terbuat dari kayu sebesar lengan dengan panjang yang bervariasi kira-kira satu meteran lebih.
Pipiti (Besek)
Wadah berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu, berfungsi untuk menyimpan bahan makanan, biasa juga dipakai untuk menyimpan hidangan yang dikirim untuk tamu undangan pada pesta perkawinan atau haru-hari besar.
Menurut pandangan Saya alat dapur yang banyak digunakan sekarang lebih beresiko karena terbuat dari bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan seperti melamin dan sterofoam yang sangat berbeda dengan alat masak tradisional yang sebagian besar terbuat dari alam dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Untuk lebih jelas mengenai nama alat-alat dapur tradisional jawa barat/sunda mari kita bahas satu persatu:
Nyiru (nampan/tampah)
Adalah anyaman bambu yang berbentuk bulat, digunakan untuk membersihkan kotoran atau benda yang tidak diperlukan pada beras atau kacang-kacangan yang ditapinya sebelum dimasak.
Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan kacang atau beras di atas nyiru, lalu kedua jari tangan memegang tepian nyiru, setelah itu nyiru diangkat-angkat agar beras atau kacang tadi memantul ke atas dan turun lagi ke bawah, pada saat yang bersamaan maka angin akan meniup kulit beras atau kulit kacang yang terlepas dari butirannya dan meninggalkan nyiru, bila tidak ada angin maka kita bisa meniupnya dengan mulut kita, untuk membersihkan benda-benda kecil yang agak berat seperti batu-batu kecil maka dapat dibersihkan dengan mencari batu tersebut diantara butiran beras atau kacang menggunakan jari secara langsung.
Cukil / Pangarih (entong/centong)
Adalah alat untuk mengaduk atau mengambil nasi yang berbentuk seperti sendok dengan ukuran yang agak besar, terbuat dari kayu atau batok kelapa.
Cecempeh (nampan kecil)
Adalah Nampan/nyiru kecil dari anyaman bambu yang digunakan untuk menyimpan bunbu, menyajikan kue atau makanan.
Dulang
Wadah tempat menyimpan nasi sesaat setelah dipindahkan dari aseupan untuk dikipasi dengan hihid/kipas (diakeul). setelah nasi diakeul maka akan dipindahkan ke dalam boboko. Kebanyakan, dulang terbuat dari akar pohon kelapa, ketebalannya bisa mencapai dua sampai lima senti meter sehingga membuatnya berat meskipun belum diisi nasi. Bentuknya lebih cembung dan menyempit di bagian bawah.
Boboko (Bakul nasi)
Adalah tempat menyimpan nasi atau kadang-kadang dipakai untuk mencuci beras sebelum dimasak. Terbuat dari anyaman bambu, bagian atas berbentuk lingkaran sedangkan bagian bawah berbentuk kotak.
Seeng / Langseng / Dandang
Sebuah alat memasak berbahan jenis logam berbahan dasar campuran antara tembaga dan kuningan, berwarna merah kecoklatan. Bentuknya mirip panci besar yang ramping di bagian tengah. Digunakan untuk memasak berbagai keperluan pada umumnya dipergunakan untuk mengkukus antara lain untuk menanak nasi. Pada saat memasak nasi, langseng ini akan digabung dengan aseupan.
Saat ini Seeng sudah digantikan dengan Langseng (dandang) yang terbuat dari alminium.
Aseupan (kukusan)
Alat untuk memasak nasi berbentuk kerucut, terbuat dari anyaman bambu, diletakkan di atas Seeng / langseng dengan posisi bagian yang runcing berada di bawah. Beras yang telah dicuci akan dimasukkan ke dalam aseupan ini untuk melewati proses pengukusan.
Hawu (tungku api)
Adalah tempat memasak yang terbuat dari tanah liat atau adukan semen campur batu. Saat digunakan untuk memasak menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Hawu biasanya diletakkan di pawon (dapur).
Anglo
Anglo adalah tungku dengan fungsi seperti kompor yang terbuat dari terakota (tanah liat). Berbeda dari kompor, anglo tidak memiliki ruang pemanas tertutup, sehingga api pembakar terbuka langsung dari bahan bakarnya.
Prinsip pemakaian anglo sama seperti tungku batu sederhana, hanya saja dibuat ruang di bagian bawah untuk menampung abu sisa pembakaran bahan bakar padat, seperti arang atau batu bara. Di bagian atas anglo diberi tonjolan untuk meletakkan periuk, dandang, atau panci. Anglo dapat difungsikan pula sebagai alat pembakar dengan di bagian atasnya diletakkan tumang tungku. Di Jawa Barat, Anglo biasa digunakan untuk membuat surabi.
Tapir
Sejenis nyiru yang berukuran lebih besar, terbuat dari anyaman bambu yang kurang rapat (sunda: carang) sehingga terlihat seperti ram. digunakan untuk menjemur bahan makanan yang masih mentah (dalam proses pembuatan) seperti kerupuk, keripik, lagendar, ranginang, rangining dan lain-lain.
Songsong
Alat untuk meniupkan udara ke dalam hawu agar api menjadi menyala lebih besar, berbentuk pipa, terbuat dari batang bambu, cara menggunakannya adalah dengan meniupkan udara ke salah satu ujung songsong kemudian ujung songsong yang lain diarahkan ke kayu bakar yang ada di dalam hawu.
Hihid (kipas)
Adalah kipas berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu, mempunyai pegangan yang terbuat dari batang bambu. Dipakai untuk mendinginkan nasi panas yang baru diambil dari aseupan. selain itu bisa juga dipakai untuk mengipasi bara arang.
Ayakan (Saringan)
Adalah alat yang digunakan untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan curah dan bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil dan bahan adonan atau campuran dari cairannya.
Alat ini biasa difungsikan untuk menyaring santan dari parutan kelapa atau sari parutan singkong. terbuat dari anyaman bambu, berbentuk bulat.
Mutu (ulekan)
Alat untuk menghaluskan bunbu, terbuat dari batu
Coet / cobek
Tempat bumbu yang akan dihaluskan oleh mutu.
Halu (alu)
Alat penumbuk padi, biji kopi, ketan, dan lain-lain, terbuat dari kayu sebesar lengan dengan panjang yang bervariasi kira-kira satu meteran lebih.
Pipiti (Besek)
Wadah berbentuk kotak yang terbuat dari anyaman bambu, berfungsi untuk menyimpan bahan makanan, biasa juga dipakai untuk menyimpan hidangan yang dikirim untuk tamu undangan pada pesta perkawinan atau haru-hari besar.
Post a Comment for "Nama Alat Dapur (rumah tangga) Tradisional Jawa Barat"
Silahkan berkomentar dengan kata-kata yang sopan, dilarang menyertakan link aktif. maaf, komentar tidak akan langsung dibalas karena Saya tidak selalu online. terimakasih atas kunjungannya.